II
11 Januari 2010
Alhamdulillah, hari ini hari pertama semester 2 di kelas X, abis liburan yang bikin cape lahir batin. Bayangin aja, lebih dari 2 minggu tanpa guru-guru idola, tanpa pelajaran-pelajaran pavorit yang selalu jadi obat stress, tanpa cewek-cewek sekelas yang selalu kompak dan gampang diatur plus lebih akrab sama aku daripada cowok-cowok sekelas yang cuma berenam, satu hari rasanya panjaaang banget! Belum lagi, tanpa datang tiap hari ke sekolah, hampir gak mungkin deh bagi aku buat berhenti ... berhenti apa ya? Orang-orang bilang sih itu namanya suka, cinta, berharap, punya perasaan, menaruh hati, gak jauh-jauh dari itu lah. Tanpa datang tiap hari ke sekolah, hampir gak mungkin buat aku berhenti suka sama seorang akhwat yang pernah nolak aku lewat sms tanggal 8 Juli 2009, sehari setelah aku nembak dia pas perpisahan SMP tanggal 7 Juli 2009. Kenapa? Soalnya aku hampir abis pikir, gimana cara berhenti nyimpen perasaan buat dia. Dan alhamdulillah, kemaren di hari-hari paling sibuk yang pernah aku jalanin selama sekolah, aku kena virus (merah jambu), tapi spesialnya, virus ini bisa langsung aku netralin, gak kaya virus-virus sebelumnya yang selalu bikin hati gak nyaman dan akhirnya aku bantai sama perasaan aku ke si akhwat yang udah jadi antivirus intensif aku. Jadi dengan memupuk perasaan buat cewek yang lucu itu, aku pengen berhenti menaruh hati ke si akhwat.
Beres upacara, pelajaran pertama Agama. Biasa, Pak Guru Agama ngajarnya pelan tapi pasti. Biasanya suka bikin ngantuk sih, tapi Beliau bisa ngilangin rasa ngantuk dengan bikin kelas ketawa. Beres istirahat, pelajaran kedua PKn. Ini yang aku khawatirin. Setiap pelajaran PKn aku selalu ngantuk. Entah kenapa, mungkin karena Ibu Guru PKn ngajarnya lebih banyak nerangin dan nyerita. Temen-temen juga ada yang suka ngantuk. Tapi hari ini enggak! Beliau nyerita seputar pekerjaan Beliau sebagai guru, dan aku seneng banget cerita itu!
Ini yang paling aku tunggu dan paling aku kangenin selama liburan. Pelajaran ilmu resep. Pelajarannya sih biasa-biasa aja, hafalannya ada, pemahamannya apalagi, hitungannya juga ada. Tapi Ibu Guru Ilmu Resep mengemasnya sedemikian rupa jadi pelajaran yang sangat menyenangkan bagiku. Jadwal ilmu resep selalu di jam tidur siang, ba'da dzuhur. Tapi aku tak pernah ngantuk memperhatikan Beliau menerangkan pelajaran di depan papan tulis.
Selain hari pertama semester 2, minggu ini juga pembukaan Travian Indonesia server 9. Setelah belajar Travian selama lebih dari 6 bulan, sekarang aku udah agak ngerti istilah-istilah dan strategi maen travian, dan udah nemu suku yang paling enak aku mainin. Yaitu Teuton. Karena pasukan-pasukan Teuton murah. Dan ada ksatria serbaguna yang pertahanan infantri dan pertahanan pasukan kudanya sama. Aku udah daftar dengan id cherryblossom. So, s9, here we come!
Senin, 11 Januari 2010
Minggu, 10 Januari 2010
Rindu
I
10 Januari 2010
Hari ini hari Ahad, tanggal 10, bulan 1, tahun 2010. Berarti sudah 1 tahun lebih 1 bulan dan lebih 1 hari aku menaruh hati kepada seorang akhwat. Subhanallah. Tapi akhir-akhir ini saat yang tak biasa bagiku. Karena bayangan gadis berkacamata yang kupikir sudah menghilang dariku sejak lama kembali tergambar di hati. Seperti sebuah cerita dengan alur mundur, beberapa hari sebelumnya aku ingat ketika mengiriminya surat dengan tinta merah yang isinya kata-kata yang sangat tidak enak dibaca. Lalu ketika aku mengiriminya surat—surat cinta pertamaku! Dan ketika ia menolakku dengan kata-kata indah—sayang aku mengembalikan surat itu padanya. Lalu saat pertama aku menyukainya. Pada suatu dzuhur di bulan Februari tahun 2008. Ketika aku melihat wajahnya yang hanya sekali saat itu saja aku pernah melihatnya, wajahnya yang tak pernah terulang, bahkan saat itu aku berpikir ia adalah wajah terindah yang pernah kulihat!
Bagaimana mungkin aku melupakannya? Saat pertama aku mewujudkan dan mengutarakan perasaan dengan perbuatan, adalah saat aku menyukainya. Perempuan pertama yang menolakku adalah dirinya. Dan karena perasaanku padanya, aku menemukan seorang sahabat yang sangat menyenangkan, yang begitu kubutuhkan saat itu, fase jatuh bangunku. Yaitu ketika aku meminta pertolongan Susi untuk menitipkan suratku padanya, saat itulah aku mulai mengenal seorang gadis berjilbab, lalu bersahabat dengannya.
Lalu beralih ke kelas VIII-4. Kelas yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika pertama kalinya aku mengutarakan perasaan, ketika aku merasakan sepenuhnya bagaimana rasanya tak punya seorang sahabat pun di kelas, ketika aku menyadari betapa berartinya peran seorang guru. Kelas yang paling berpengaruh bagiku, yang tak ada duanya.
10 Januari 2010
Hari ini hari Ahad, tanggal 10, bulan 1, tahun 2010. Berarti sudah 1 tahun lebih 1 bulan dan lebih 1 hari aku menaruh hati kepada seorang akhwat. Subhanallah. Tapi akhir-akhir ini saat yang tak biasa bagiku. Karena bayangan gadis berkacamata yang kupikir sudah menghilang dariku sejak lama kembali tergambar di hati. Seperti sebuah cerita dengan alur mundur, beberapa hari sebelumnya aku ingat ketika mengiriminya surat dengan tinta merah yang isinya kata-kata yang sangat tidak enak dibaca. Lalu ketika aku mengiriminya surat—surat cinta pertamaku! Dan ketika ia menolakku dengan kata-kata indah—sayang aku mengembalikan surat itu padanya. Lalu saat pertama aku menyukainya. Pada suatu dzuhur di bulan Februari tahun 2008. Ketika aku melihat wajahnya yang hanya sekali saat itu saja aku pernah melihatnya, wajahnya yang tak pernah terulang, bahkan saat itu aku berpikir ia adalah wajah terindah yang pernah kulihat!
Bagaimana mungkin aku melupakannya? Saat pertama aku mewujudkan dan mengutarakan perasaan dengan perbuatan, adalah saat aku menyukainya. Perempuan pertama yang menolakku adalah dirinya. Dan karena perasaanku padanya, aku menemukan seorang sahabat yang sangat menyenangkan, yang begitu kubutuhkan saat itu, fase jatuh bangunku. Yaitu ketika aku meminta pertolongan Susi untuk menitipkan suratku padanya, saat itulah aku mulai mengenal seorang gadis berjilbab, lalu bersahabat dengannya.
Lalu beralih ke kelas VIII-4. Kelas yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika pertama kalinya aku mengutarakan perasaan, ketika aku merasakan sepenuhnya bagaimana rasanya tak punya seorang sahabat pun di kelas, ketika aku menyadari betapa berartinya peran seorang guru. Kelas yang paling berpengaruh bagiku, yang tak ada duanya.
Langganan:
Postingan (Atom)